Keluka Hati Dita

1058 Kata
"Kamu hamil?" tanya Arka dengan raut wajah yang sudah mulai berubah dan terlihat sangat jelas kalau Arka tidak percaya kalau bayi yang ada dalam kandungan Dita itu adalah darah dagingnya. "Sebaiknya kamu cek dulu dan pastikan kalau bayi yang ada dalam kandungan kamu itu benar-benar darah dagingku, dan tidak ada campuran benih pria lain… Pyar Belum sempat Arka menyelesaikan kalimatnya, Dita sudah menampar pipi Arka dengan penuh emosi, membuat Arka langsung melirik Dita dengan lirikan tajamnya. "Aku tidak butuh tanggung jawab dari kamu. Aku tidak butuh pernikahan. Aku hanya butuh pengakuan, kalau bayi aku kandung bener-bener darah dagingmu. Tapi, setelah Apa yang kamu katakan tadi, aku pun juga tidak Sudi menerima pengakuan kalau bayi yang ada dalam kandunganku adalah darah dagingmu. "Ujar Dita Dengan air mata yang mulai menetes begitu saja, sambil menunjuk wajah Arka dengan penuh emosi dan mengambil tespek yang ada di tangan Arka secara kasar, lalu keluar dari kamar Arka dan membanting pintu kamar Arka dengan begitu kuatnya, hingga menimbulkan suara yang begitu sangat nyaring. Dita benar-benar sangat kecewa terhadap Arka, di mana Arka menuduh bayi yang ada dalam kandungannya itu bukan darah dagingnya, tapi ada benih pria lain, yang secara tidak langsung Arka menuduh Dita sebagai w************n yang menjajakan tubuhnya pada pria hidung. Dita menuruni anak tangga dengan terburu-buru, hingga membuat zina yang melihat Dita berlari langsung mendekati anak tangga dan mencoba untuk meminta agar Dita berjalan dengan hati-hati. "Sayang, apa yang terjadi? Hati-hati. "Ujar Gina sambil menghapus air mata Dita, membuat Dita semakin merasa sesak di dadanya, di mana Dita begitu sangat kecewa dan terluka saat Arka tidak mengakui bayi yang ada dalam kandungannya. Dita juga merasa tidak sanggup atau sulit untuk memberitahu Gina, bahwa dirinya saat ini tengah mengandung cucunya. Dita jadi merasa takut akan diperlihatkan oleh Gina sama dengan reaksi yang diperlihatkan oleh, yaitu sebuah penolakan atau ketidakpercayaan. "Kenapa kamu menangis, Nak? Apa Arka menyakitimu lagi? "tanya Gina dengan penuh kelembutan. " Tidak hanya menyakiti, Bunda. Tapi Arka juga merobek hatiku. "Gumam Dita dalam hati. Yah, sayang sekali, Dita tidak mampu mengucapkan kalimat itu secara langsung, dan hanya terucap Dalam hati saja, karena saat ini Dita benar-benar sangat terluka hatinya. "Tidak apa-apa, Bun. Kalau gitu, aku pergi dulu ya, Bun. Buru-buru." Kata Dita yang langsung pergi begitu saja setelah menjawab pertanyaan Bunda Gina. Gina hanya diam saja melihat kepergian Dita. Karena Gina penasaran, akhirnya Gina pun langsung menaiki anak tangga untuk memastikan kalau putranya tidak lagi menyakiti Dita. Tok tok tok "Nak, Arka. Bunda boleh masuk, Nak?" tanya Bunda Gina setelah mengetuk pintu kamar Arka. Ceklek Arka pun membukanya, dan melihat ternyata Bunda Gina sudah menatap dirinya dengan tatapan penuh tanda tanya. "Ada apa, Bun?" tanya Arka dingin "Bunda hanya ingin tahu. Kamu apakan Dita? Kenapa Dita pulang dengan membawa kekecewaan dan juga luka?" tanya Gina dengan penuh keseriusan. "Apa semua orang kalau kecewa itu karena aku? Tidak juga kan? Aku juga tidak tahu kenapa dia kecewa dan terluka." Kata Arka yang tidak mengakuinya, karena Arka memang tidak merasa menyakiti Dita, Padahal, kenyataannya, Dita terluka itu karena dirinya. "Arka, Bunda tidak sedang berusaha memecahkan sebuah teka teki. Katakan saja dengan jujur, kamu apakan Dita!" ujar Gina tegas, dan tidak terlihat sedang main-main, membuat Arka langsung memijat pelipisnya yang mulai terasa pusing. "Bunda, aku hanya tidak ingin dia terlalu mengganggu ketenangan aku. Itu saja." Ujar Arka yang memang merasa terganggu akan kehadiran Dita. Sebenarnya, bukan kehadiran Dita yang membuat Arka terganggu, karena, Arka merasa terganggu saat mengingat Dita. Bayang-bayang Dita selalu menghantui dirinya, apalagi Dita sampai ada di depan matanya, tentu saja Arka semakin merasa frustasi. Terlebih, kedatangan Dita tadi memberi kabar tentang kehamilannya, itu semakin membuat Arka sangat frustasi, bahkan terasa gila. Kenapa Arka merasa frustasi saat mendengar kabar kehamilan Dita, itu karena beberapa hari yang lalu, lebih tepatnya, 1 Minggu yang lalu, Arka tidak sengaja melihat Dita di club malam, dan Arka yakin, keberadaan Dita tidak lain untuk bersenang-senang. Makanya Arka meragukan kehamilan Dita, kalau bayi yang ada dalam kandungan Dita itu adalah darah dagingnya. Gina yang mendengar penjelasan dari Arka langsung masuk, dan bersedekap d**a, serta membelakangi Arka. "Arka, Bunda selalu mewanti-wanti kedua anak Bunda, termasuk kamu, agar kedua anak Bunda, tidak menyinggung atau bahkan menyakiti seorang wanita. Ayahmu selalu menghormati Bunda, itu karena Bunda sangat berarti dalam hidup dia sebagai seorang wanita. Dan, Bunda ingin, kamu memiliki kebaikan seperti ayahmu. Hormatilah seorang wanita. Hormatilah Dita, sebagaimana kamu menghormati Bunda." Ujar Gina panjang lebar, membuat Arka bungkam. Setelah Gina sedikit memberi ceramah pada Arka, Gina pun langsung keluar dari kamar Arka, dan langkah Gina kembali terhenti saat mendengar ucapan Arka. "Aku akan menghormati wanita yang pantas aku hormati. Aku menghormati Bunda, bukan berarti aku harus menghormati Dita juga, karena memang Bunda pantas dihormati." Ujar Arka dingin, membuat Gina yang mendengarnya kembali membalikkan badannya dan menatap Arka dari belakang. "Apa maksud kamu? Kenapa.kamu bisa menyimpulkan kalau Dita bukan wanita yang pantas untuk dihormati? Apa karena kamu sudah menyentuh dia? Atau kamu punya alasan lain? Ingat Arka, semua itu, murni rahasia Bunda. Dia hanya korban." Ujar Gina yang tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh putranya. Arka tetap diam saja, dan Gina memilih pergi dengan perasaan yang cukup kecewa pada Arka. Saat Gina ingin menuruni anak tangga, bersamaan dengan itu juga Adam datang dan ingin ke kamarnya, hingga berpapasan dengan Gina. "Bunda ngapain di kamar Kak Arka?" tanya Adam, yang langsung terdengar helaan nafas dari Gina. Gina pun mulai menceritakan apa yang terjadi pada keluargamu, karena sejak kejadian Adam yang menyentuh seorang wanita, Adam tidak pernah pulang, lantaran Adam mencari wanita yang ia sentuh itu sendiri tanpa bantuan siapapun. Adam cukup terkejut saat mendengar kenyataan kalau bundanya merencanakan hal yang murahan hanya ingin berbesanan dengan Vivi. Namun meski begitu, bukan berarti Adam menyalahkan sang Bunda, tapi orang yang pertama patut dipersalahkan adalah dirinya sendiri . Yah, menurut Adam, andai saja dirinya langsung nurut terhadap sang Bunda, otomatis semuanya tidak akan serumit ini kejadiannya, pikir Adam. Arka sendiri tahu kalau Adam sudah pulang, dan Arka juga sudah tahu kalau Gina menceritakan soal Dita terhadap Adam, tapi Arka memilih diam saja. Tepat pada jam 09.00 malam, Arka menghubungi Dita, dan mengajak bertemu. Dita yang sudah berjanji tidak ingin bertemu dengan Arka terpaksa menemui Arka, karena Dita sedang berusaha untuk berpikir positif. "Mau apa?" tanya Dita datar. "Aku tidak peduli anak itu anak siapa. Yang jelas, aku minta kamu gugurkan kandungan itu…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN