Bayangan Arka tentang Dita

1120 Kata
"Kenapa bisa samaan?" gumam Arka dalam hati. Ternyata tidak hanya Arka saja yang terkejut mendengar penjelasan atau pengakuan dari Adam, Gina juga sama terkejutnya. Hanya saja keterkejutan yang dirasakan oleh Gina dan Arka memiliki arti keterkejutan yang berbeda. Arka terkejut karena semalam Arka juga Tengah mengambil keperawanan seorang gadis, sedangkan Gina terkejut karena ternyata rencananya sangat berhasil dengan sempurna. "Kenapa Bunda sama Kak Arka diam saja? "tanya Adam saat melihat Gina dan Arka terdiam seketika saat mendengar penjelasan darinya. Mendengar pertanyaan tersebut, Arka dan Gina langsung menoleh pada Adam secara bersamaan juga. " Siapa wanita itu?" tanya Arka dan juga Gina secara bersamaan membuat Adam yang mendengar pertanyaan secara bersamaan tersebut langsung meneguk ludahnya secara kasar. "Aku juga tidak tahu siapa wanita itu, Kak, Bun. Karena setelah aku bangun, aku sudah tidak menemukan keberadaan gadis itu di sampingku. "Jawab Adam yang membuat Arka langsung memejamkan matanya dengan kuat, dan mengepalkan tangannya dengan kuat juga, karena apa yang dijelaskan oleh Adam sama persis dengan apa yang terjadi pada dirinya semalam dimana Arka juga tidak menemukan keberadaan Dita di sampingnya setelah ia bangun dari tidurnya. "Bunda, tolong batalkan pernikahan ku dengan dia, karena aku akan mencari wanita yang semalam aku sentuh." Ujar Adam yang membuat Gina langsung menganggukkan kepalanya cepat. Gina tidak sadar, kalau wanita yang semalam menemani putra bungsunya itu bukan gadis yang ia maksud, yaitu Dita, hingga Gina langsung menganggukkan kepalanya setuju Untuk membatalkan pernikahan mereka, karena Gina menganggap kalau semuanya akan tetap berjalan dengan lancar sesuai dengan rencananya. Yah, sekalipun Gina menyetujui permintaan Adam Untuk membatalkan pernikahannya, itu semua tidak akan terjadi, karena Adam akan menikahi gadis yang semalam menemaninya, sedangkan gadis yang menemaninya semalam itu adalah anak dari Vivi, pikir Gina. Adam yang melihat anggukan kepala atau persetujuan dari sang Bunda langsung tersenyum dan memeluk Gina dengan sangat erat. "Terima kasih, Bunda. Bunda sudah mau mengerti perasaanku." Ujar Adam yang terasa bahagia. Sedangkan Arka, Arka hanya diam saja dengan pikiran yang kalut. Gina hanya menganggukkan kepalanya dan juga tersenyum manis pada Adam saat mendapatkan ucapan terima kasih dari Adam. "Sama-sama, Sayang. Cepatlah cari gadis itu, dan nikahi dia." Ujar Gina dengan begitu mudahnya, karena Gina tidak sadar kalau wanita yang bersama dengan Adam itu bukanlah anak dari Vivi, sahabatnya. Sepertinya masalah yang terjadi di keluarga Arka itu cukup rumit, di mana Adam yang ingin akan memenuhi keinginan sang Bunda untuk menikahi anak dari Vivi gagal karena Adam sudah menyentuh gadis lain. Sementara Gina langsung menyetujuinya begitu saja karena Gina beranggapan kalau wanita yang disentuh oleh putra bungsunya itu adalah Dita sedangkan Arka, Arka yang memang menolak untuk menikah tanpa dimintai oleh Gina malah menyentuh anak dari Vivi, gadis yang akan dijodohkan oleh Vivi dan juga Gina pada Adam, tapi sudah disentuh oleh Arga lebih dulu, dan bahkan Arka akan menikahi Dita, karena Arka beranggapan kalau Dita benar-benar tidak sengaja jatuh ke dalam pelukannya hingga terjadilah mereka di malam itu. Entah apa yang terjadi di keluarga itu setelah mereka tahu kebenarannya, di mana Kalau rencana Gina yang ingin melempar anak gadis sahabatnya itu pada Adam justru malah jatuh ke dalam pelukan putra sulungnya. Sementara putra sulungnya itu sangat membenci orang pembohong, di mana Dita memang sengaja menjatuhkan tubuhnya ke dalam pelukan Arka atau sengaja agar disentuh oleh Arka, tidak seperti yang dikatakan oleh Dita pada Arka saat pertama kali bertemu, yang menyatakan kalau Dita tidak sengaja jatuh ke pangkuan Arka.. "Nak, Bunda menganggapmu sebagai kepala keluarga di rumah ini. Jadi tolong, bantu Bunda untuk membicarakan masalah ini pada sahabat Bunda, memberitahu dia kalau perjodohan ini dibatalkan. "Ujar Gina Seraya menyentuh tangan Arka membuat Arka langsung menoleh pada Gina dengan tatapan yang terlihat sangat dingin. "Bunda, bukannya aku menolak, Tapi aku tidak sempat. Untuk besok Dan kedepannya, Aku sangat sibuk di kantor. Dan kalau seandainya Adam bisa menggantikan posisi aku, maka aku akan dengan senang hati menyerahkan pekerjaan itu pada Adam, atau meminta Adam untuk menggantikan aku sementara saja. Dengan begitu, aku jadi punya kesempatan atau punya waktu untuk menemui mereka. "Ujar Arka ya memang tidak punya waktu untuk bertemu keluarga dari sahabat sang Bunda, karena kesibukannya di kantor. "Kalau begitu, sekarang aja Kakak temani Bunda kesana," ujar Adam yang langsung mendapat tatapan tajam dari Arka, membuat Adam menelan air liurnya dengan susah payah. "Kakak ada meeting." Kata Arka yang langsung pergi dan menyampirkan jasnya di bahunya. Gina mendesah kasar menatap kepergian Arka. Padahal, Arka belum makan, tapi Arka sudah pergi saja. "Sudahlah. Biar Bunda sendiri yang mengurus. Kakakmu sangat sibuk." Kata Gina seraya menepuk pundak Adam, dan berdiri untuk menuju ke dapur. "Cepat mandi, habis itu sarapan!" teriak Gina karena sambil menuju ke dapur, yang langsung dipatuhi oleh Adam. Sesampainya di kantor, Arka langsung meminta asistennya untuk ke ruangannya, lalu memberi perintah yang di luar pekerjaan kantor. Setelah memberi perintah, Arka menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kebanggaannya, seraya kembali membayangkan soal apa yang terjadi semalam dengan Dita. "Gadis liar… Gumam Arka pelan, sambil berdiri dan melangkah untuk mendekati jendela, dan memandang pemandangan di luar. Tidak berselang lama Vigo pergi, Vigo kembali datang dengan mengetuk pintu ruangan Arka lebih dulu. "Masuk…. Teriak Arka yang dengan cepat pintu ruangannya terbuka, dan Vigo masuk dengan membawa map hasil penyelidikannya. "Ini hasil penyelidikan tentang wanita yang bermalam dengan anda, Tuan." Kata Vigo seraya menyerahkan map yang berisi hasil penyelidikannya pada Arka. Arka pun mengambilnya, dan membukanya. Ternyata, Dita bekerja di cabang perusahaan yang masih berada di bawah pimpinan Arka. Arka tersenyum saat melihat data diri Dita, dimana dari hasil penyelidikan yang di dapat oleh Vigo tentang Dita, menerangkan kalau Dita masih lajang, dengan usia 21 tahun, dan pekerjaan sebagai direktur keuangan. Arka tersenyum dan kembali duduk di kursi kebanggaannya tanpa mengalihkan pandangannya dari map tersebut. "Kita kesana sekarang." Kata Arka tiba-tiba, membuat Vigo langsung mengernyitkan keningnya karena bingung kenapa sang Tuan tiba-tiba ingin ke cabang perusahaan. "Sekarang, Tuan?" tanya Vigo yang masih belum percaya. "Apa perkataan ku tadi masih kurang jelas?" tanya Arka yang membuat Vigo langsung berdiri dan bersiap menemani sang Tuan untuk berkunjung ke cabang perusahaan. Sedangkan di cabang perusahaan di buat gaduh saat mendengar kalau pemilik perusahaan akan berkunjung kesana. Dengan cepat atasan Dita meminta semua bawahannya untuk menyambut dan memberi hormat pada bos besar mereka. Semua karyawan mulai berjejer rapi untuk menyambut kedatangan bos besar mereka. Mereka semakin memberi penghormatan saat deretan mobil hitam yang begitu mewah mulai berhenti di parkiran khusu untuk bos besar. Seorang pria tampan, turun dari mobil dengan penuh kegagahan, dan mulai membawa langkahnya untuk masuk ke dalam perusahaan. Dengan langkah gagah dan penuh kewibawaan, pria tampan yang tak lain adalah Arka, dengan gaya cool nya, mulai masuk dan melewati jejeran para karyawannya. Dita yang baru melihat bos besarnya langsung meneguk ludahnya dengan susah payah karena mengenali pria yang berstatus sebagai bos besarnya. "Bukankah dia….
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN