“Mas Keenan, bangun Mas. Filmnya sudahan ini.” Nadya menepuk-nepuk bahu Keenan dengan lembut. Sejak beberapa saat lalu, Keenan tampak kebosanan dan akhirnya malah ketiduran di kursi bioskop. Nadya membiarkan Keenan tertidur sebab merasa kalau sang tunangan mungkin sudah letih seharian tadi dengan aktivitasnya. Keenan terperanjat dan mengusap wajahnya, beruntung tidak ada iler yang lepas dari kerangkeng mulutnya. Ia menatap Nadya dengan mata yang masih lima watt itu. “Apa? Oh filmnya sudahan ya? Maafkan aku karena ketiduran tadi, Nadya.” Keenan meminta maaf. Nadya tersenyum, “Tidak apa, Mas. Lagi pula filmnya memang membosankan kok.” “Baiklah kalau begitu, kita mau kemana lagi sekarang?” tanya Keenan sambil berdiri dan mengikuti arus para penonton yang juga hendak keluar dari ruangan te