Keenan melangkah agak terburu, ia sudah terlambat untuk rapat bersama dengan Koh Robert dan sutradara Rinto Sumargo. Proses syuting sudah memasuki minggu kedua dan mereka hendak mempersiapkan beberapa hal untuk dijadikan bahan promosi. Harapannya sebelum film itu rampung maka kampanye iklan pun bisa dimulai, untuk mengetes antusiasme pasar. Langkah Keenan terhenti ketika ia melihat Nadira yang sedang duduk di sudut lorong sedang membaca naskah. Keenan menghela nafas dan memutuskan untuk bertanya sesuatu yang sangat mengganggu benaknya sejak pertemuan tak terduga mereka di mall. “Rajin sekali. Kenapa dulu saat kuliah kamu tidak serajin ini dalam belajar?” tegur Keenan dengan nada yang sinis. Nadira menghela nafas dan menoleh ke arah Keenan. “Pak Keenan, Anda masih saja belum berubah ya?