"Kenanga? Apa maksudnya?" Jayden memandang Kenanga dengan sendu. Apalagi ini? pikirnya. "Lupakan, anggap saja aku tidak pernah mendengar apa pun. Yang terpenting kau harus sembuh dulu sekarang." Kenanga menyahut lemah, tak tahu lagi harus apa setelah ini. Jayden menggenggam tangan Kenanga lagi sebelum wanita itu beranjak. "Istirahatlah, tak perlu memikirkan aku. Mungkin ... kau masih marah dan perlu waktu. Kita berdua butuh ruang untuk semua ini." Kenanga tersenyum kecut, ruang katanya? Justru Kenanga merasa Jayden mengusirnya secara halus. Tak ingin terlihat semakin menyedihkan Kenanga tersenyum tipis. "Aku tidak marah, aku hanya bingung ... kenapa aku selalu jatuh cinta pada orang yang salah?" Kalimat yang dilontarkan dengan nada lembut serta tatapan mata yang sayu berhasil membuat