Tanpa terasa air mata Nindy kembali menetes tatkala pria yang dicintainya tengah mencium bibir wanita lain tepat di hadapannya. Kakinya mundur selangkah ketika tubuhnya mulai gemetaran melihat pemandangan itu. "Sakit sekali, Tuhan." batin Nindy menjerit seiring rasa sakit yang menghujam raga. Ethan menempelkan bibirnya pada bibir wanita yang bersamanya. Namun, sorot matanya memandang Nindy yang menangis. Kedua tangannya menekan tengkuk wanita itu, namun tidak sedikit pun melumat bibirnya. "Menangislah lebih keras, Nindy. Menangis agar air matamu mengalir, kau sangat cantik saat kau menangis seperti itu ..." Nindy tidak sanggup lebih lama di sana, tubuhnya semakin gemetaran dengan kepala yang begitu pusing. Lagipula untuk apa ia berdiri seperti orang bodoh yang menyaksikan hal menyakit