Lumatan itu justru semakin liar, Ethan mendorong tubuh Nindy di meja dan mencumi bibirnya dengan kasar. Meski berontak, Ethan baru benar-benar melepaskan Nindy sampai wanita itu mulai kesusahan bernapas. "Lu gila!" Nindy memaki kasar. Kesal pastinya akan tingkah Ethan ini. Tak peduli ia menggunakan bahasa yang terbilang kasar. "Kenapa kau tidak mengangkat teleponku?" Ethan menangkup kedua pipi Nindy. Tidak bisa, dirinya tidak bisa diabaikan seperti ini. Begitu gelisah sampai bekerja pun tak tenang. Ethan sampai nekat mendatangi Nindy ke kampus karena sudah sangat lama wanita ini tidak merespon telepon darinya. Nindy membuang muka. "Kenapa? Apa lu sedang membutuhkan service?" Ethan menekuk dahi, diraihnya dagu Nindy hingga mata mereka bertatapan. "Apa ini? Sedang banyak masalah? Mau ak