LARA - 125

1608 Kata

Feran tidak mau melepaskan pelukannya pada Sovia. Dia membiarkan Sovia tetap dalam pelukannya sampai pagi. Meski pikirannya terus bercabang memikirkan Reva dan Galang di rumah, tapi dia mencoba tenang, karena malam ini adalah malam pengantinnya. Tidak mungkin dia mengecewakan Sovia, yang malam ini malah justru Sovia lah yang sangat membutuhkan dirinya. Pagi harinya, Sovia merasakan tubuhnya berat karena tangan kekar Feran masih memeluknya erat. Sovia menggeliat, dan perlahan menyingkirkan lengan Feran yang melingkar di tubuhnya. “Sayang ... Nanti bangunnya, aku masih ingin memelukmu,” ucap Feran dengan menarik tubuh Sovia lagi ke dalam pelukannya. “Sayang ... Udah siang ih, ayo bangun!” “Nanti, sayang ... Bentar lagi, aku masih pengin peluk kamu,” ucap Feran dan semakin erat memeluk So

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN