LARA - 85

1915 Kata

Arga masih bergelut dengan rasa bersalahnya pada Sovia. Dia sendiri tidak mengerti kenapa sampai terhanyut dalam bujuk rayu Aina waktu itu. Mungkin karena emosi sesaat saja karena pada saat itu Arga baru saja melihat Sovia sibuk dengan buku hariannya yang di dalamnya hanya tertulis nama Bima. Atau dirinya memang butuh sentuhan yang lebih fresh dari wanita lain, atau apa Arga tidak tahu. Menyesal. Itu adalah hal pasti yang sekarang Arga rasakan. Melepaskan Sovia sama saja dia melepaskan sebuah berlian yang bertahun-tahun ia jaga. Berlian yang sulit sekali ia dapatkan, hingga setelah berlian itu menjadi miliknya yang utuh, tapi sekarang malah membuangnya begitu saja, hanya karena emas yang berkilauan menghampirinya. Tapi, menyesal pun sekarang tidak ada gunanya, karena dia lebih memilih Ain

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN