LARA - 103

2560 Kata

Sovia pamit untuk pulang karena mendapat telefon dari rumah kalau Reva sedang demam. Padahal saat tadi Sovia berangkat Reva baik-baik saja, dia tidak rewel apalagi demam. Sovia berjalan dengan cepat menuju keluar, tapi dia mendengar Arga memanggilnya. Sovia berhenti menoleh ke arah Arga. “Ada apa?” tanya Sovia ketus. “Reva kenapa?” “Bukan urusan kamu!” tukas Sovia. “Aku papanya, Sov! Sampai kapan kamu melarang aku menemui Reva?” tanya Arga. “Sampai kamu mati!” jawab Sovia. Entah kenapa Sovia menjadi emosi seperti itu. Dadanya sesak, tidak tahu sesak karena apa. Bukan. Bukan karena kekhawatiran yang berlebih pada Reva, tapi ada sesuatu yang mengganjal di dadanya, dan membuatnya sesak. “Sovia, izinkan aku melihat Reva,” pinta Arga. “Sov, jangan seperti itu. Arga memang salah, tapi s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN