Sovia melihat Galang sedang berada di gendongan Diska. Matanya berkaca-kaca. Sovia tidak bisa lagi menahan rindunya pada Galang. Sovia turun dari kursi rodanya, padahal tubuh dia masih lemah, tapi melihat Galang dia kuat berjalan menghampiri Galang, dan menggendongnya. Sovia memeluk Galang, menciumi wajah Galang, tidak peduli dia sedang sakit, tubuhnya lemah, perutnya masih sangat sakit, dan tangannya masih terpasang infus. Sama juga dengan Galang, tangan mungilnya masih tersemat jarum infus yang dari tadi ingin ia lepas sendiri. “Mama ... sakit ....” Rengek Galang pada mamanya dengan memeluk erat mamanya. “Iya, sakit. Besok sembuh kok. Mama juga udah sembuh, udah lihat Galang. Jangan tinggalin mama lagi, ya? Mama sayang Galang. Sembuh, ya?” Galang hanya mengangguk dan menciumi pipi ma