ARFA’s POV Senyumku langsung mengembang ketika melihat Nana keluar kamar sudah berganti pakaian. Dia baru saja selesai mandi, sementara aku sudah mandi dari tadi. Sebelum ini, aku habis pulang mengambil baju Nana dan membeli sarapan. “Aku minta maaf, Mas, udah banyak ngerepotin,” lirihnya begitu duduk di sebelahku. Aku buru-buru menggeleng. “Enggak, Na. Tenang aja.” Aku segera memeluk Nana ketika dia terlihat ingin menangis lagi. Matanya bahkan masih terlihat bengkak, ini sudah mau ditambah. “Na, udah...” “Iya, udah e-enggak nangis l-lagi.” Nana melepas dekapanku, lalu mengusap air matanya dengan tisu yang ada di meja. “Sekarang kita sarapan, ya? Aku beli banyak makanan. Ada bubur, nasi uduk, ada donat. Mau yang mana dulu?” “Mau donat aja.” Nana mengambil satu donat kentan