"Jangan terlalu di pikirkan soal Bu Bowo dan yang lainnya, memikirkan mereka hanya akan membuat tensi darah kita naik." Mataku yang sempat terpejam seketika terbuka mendengar Sabda berbicara, pria yang kini menjadi suamiku dan masih mengenakan seragam lorengnya tersebut datang membawa secangkir teh yang langsung di letakkan di hadapanku. Wangi segar teh hijau yang merupakan favoritku dari dulu ampuh mengurangi pikiranku yang kusut, sungguh rasanya lelah sekali tubuhku begitu juga denganku pikiranku, bahkan aku merasa perutku terasa begitu kaku seolah bayiku juga protes dengan segala keadaan tidak terduga yang sangat tidak menyenangkan untuknya. Tanganku terangkat, mengusap perutku yang mulai membuncit di usia 17 minggu dengan penuh rasa sayang, ada sedih yang aku rasakan setiap kali men

