"Bu, Ibu, mulai sekarang hati-hati ya, jagain suami masing-masing, ada oknum tikung-menikung di lingkungan kita. Adik sendiri aja di tikung apalagi kita yang orang lain." L angkahku terhenti seketika, tertohok dengan kalimat yang di ucapkan oleh Mbak Ikhsan barusan, memang tidak menyebut nama, tapi tersirat jelas jika kalimat tersebut di ucapkan untukku. Bohong jika aku tidak sakit hati mendengar hal tersebut, tapi mau di kata apalagi, memang benar aku merebut kekasih adikku sendiri walau sebenarnya bukan inginku. Menjelaskan pada mereka apa yang terjadi juga hal yang sangat mustahil, di mata dunia aku adalah sosok yang salah karena sudah merusak kebahagiaan adikku sendiri. Enggan untuk menanggapi sindiran yang hanya akan membawa pertengkaran di hari pertamaku di rumah dinas Sabda aku m

