BAB-72. HAL HEBAT. “Harusnya aku ada di sisimu saat itu.” Reta kembali diterpa rasa bersalah. “Maaf,” ucapnya tulus. Pria itu mengabaikan ucapan Reta. Radit menyatukan kening mereka, sebelah tangannya menghapus air mata yang masih mengalir di pipi Reta. “Ini semua skenario Tuhan. Di antara kita berdua, tidak ada yang bersalah. Aku tidak berdaya dengan kondisiku saat itu. Sementara kamu juga pasti kebingungan menghadapi semuanya kan?” “Andai waktu bisa diputar, andai aku tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu saat itu, aku tidak akan dengan bodohnya menikah dengan laki-laki lain. Selama ini, selama pernikahanku, tidak pernah sekali pun aku merasa tenang. Tidak pernah sekali pun aku bahagia dengan pernikahanku. Aku selalu diliputi rasa bersalah setiap harinya. Rasa bersalah padamu dan a