Naira menghapus jejak-jejak basah yang masih mendominasi wajahnya. Ia kuatkan hatinya. Mungkin untuk saat ini ia belum bisa berterus terang pada sang ayah. Ia harus memungut serpihan hatinya yang remuk redam setelah mendengar kata pedas sang ayah. Setelah serpihan itu kembali utuh, meski tak sempurna, baru lah ia akan melangkah percaya diri di depan sang ayah lalu mengatakan, ini lah anak yang sudah ditelantarkan. Tak sedikit pun ia meminta setetes peluh sang ayah untuk menafkahinya, tapi ia akan buktikan ia pun akan berhasil dengan caranya. Naira memutuskan untuk bertahan. Suatu saat ia akan tetap meminta sang ayah menjadi wali nikahnya. Dan kebenaran akan ia ungkapkan, entah kapan. Namun ia pun akan tetap berjuang untuk cintanya. Mendapat perlakuan tak menyenangkan dari sang ayah tak a

