Suasana kamar tidur utama di rumah mewah Hartawan terasa lebih dingin dari hari-hari sebelumnya. Elizabeth berbaring memunggungi sang suami. Menyisakan dinding yang begitu tak mudah dilalui. "Kamu tega sama Lian, Har!" teriak si istri. "Kamu tenangin diri dulu!" ujar sang suami. Nyonya Hartawan menahan kecewa di hatinya. Merasa bahwa Hartawan tak lagi memedulikan perasaan anak dan istrinya. Hartawan hanya terus di sisi Devian. Mendukungnya sampai si adik tak mendapatkan hak yang sama untuk didukung oleh sang ayah. Sang adik hanya menjadi anak tanpa sosok ayah. Secara fisik, Hartawan ada dan dapat dilihat. "Kamu harus mikirin anakku juga, ya, Har!" *** "Devian ngelakuin ini untuk bikin dia sadar." "Gimana kalau dia dipenjara?" tanya Hartawan. "Dia harus bertanggung jawab,"