Dokter Alfian membuka pintu ruang kerjanya dengan perlahan, begitu pintu terbuka ia melihat ke sekeliling tepatnya di sisi kanan dan kirinya untuk memastikan apakah Tari ada di situ, atau mungkin di kursi yang biasa Tari duduki. 'Sepi ... tidak ada Tari, lebih baik aku cepat pergi dari sini. Soal pasien, masa bodoh biar nanti dialihkan ke Dokter lain. Saat ini, yang penting aku harus menghindari Tari dulu.' 'Mungkin besok, aku harus meminta pihak rumah sakit menggantikan Tari dengan perawat lainnya. Kalau aku bertemu lagi, bahkan dia masih menjadi asistenku. Bisa-bisa kejadian seperti tadi akan terulang, aku tidak mau kalau sampai Namira tahu aku pernah berciuman dengan Tari,' batin Dokter Alfian, menjaga dirinya dan kemungkinan buruk nantinya. Ketika Dokter Alfian meninggalkan ruangan