Tari terus saja mendekati Dokter Alfian, kini jari lentik itu mulai meraba d**a bidang Dokter Alfian. Senyum menggoda, dan suara desahan dari bibir Tari hampir saja membuat Dokter Alfian hilang kendali. "Ayolah, Dokter. Di sini cuma ada kita berdua, kalau kita bercinta dan saling memuaskan pasti tidak akan ada yang tahu. Aku akan menjaga rahasia kita, asal aku bisa menjadi bagian darimu," desah Tari, sembari memberikan sentuhan di setiap jengkal tubuh Dokter Alfian. Meskipun saat ini di dalam hati, dan pikiran Dokter Alfian sangat mencintai Namira. Tetapi, naluri sebagai lelaki dewasa, serta normal ketika mendapatkan sentuhan, dengan rayuan maut dari lawan jenisnya tentu saja membuat lelaki itu hampir luluh. Entah mengapa, Dokter Alfian tidak menolak sentuhan tangan Tari. Lelaki itu han