Di dalam kamar yang mewah, terlihat seorang tuan muda tengah menutup kedua matanya. Baru sepuluh menit yang lalu Arsen baru bisa memejamkan mata, setelah semalaman ia tidak bisa tidur.
Ya, sejak Arsen marah-marah memecahkan semua barang di dalam kamarnya. Di hari itu juga ia melukai telapak tangan kanannya sendiri, setelah lukanya mendapatkan perawatan dari dokter. Luka di tangannya sudah mulai membaik.
Namun, berbeda dengan tubuhnya. Seolah daya tahan tubuh Arsen menurun. Sudah dua hari ini ia demam, dan batuk-pilek. Membuat Bu Endang, dan Pak Wijaya sangat mengkhawatirkan putra kesayangan mereka.
"Sayang, apa tidak lebih baik Arsen kita bawa ke rumah sakit saja. Lihatlah di terlihat lemah sekali, aku sedih melihatnya," bisik Pak Wijaya, takut mengganggu tidur putranya.
"Aku maunya ju
