Lova menjatuhkan bokongnya sedikit kasar di tepi ranjang kemudian menjatuhkan punggungnya membuatnya terlentang menghadap langit-langit kamar. Ia terdiam, tenggelam memikirkan semua yang Yumna katakan sebelumnya. Sekarang wanita itu sudah pergi tapi, mengatakan akan kembali lagi. Lova memijit pangkal hidungnya saat kepalanya kembali berdenyut-denyut. Ia merasa dirinya telah berada dalam situasi yang begitu rumit dan semua itu karena Zegan. Jika saja pria itu tak hadir dalam hidupnya, mungkin hidupnya masih baik-baik saja. Lova mengubah posisi, berbaring miring dan menyentuh bagian kosong yang dulu menjadi tempat tidur Zegan. Ia pun kini terpikirkan pria itu. Siapa sangka, pria itu memiliki sisi baik dalam dirinya, tak ingin mengikuti jejak ayahnya dengan terjun ke lembah hitam. Padahal