Lova tak percaya pada apa yang ia lihat sekarang. Bagaimana tidak? Ia dan Zegan baru sampai di kedai mereka dan di sana sudah banyak pelanggan yang menunggu yang mana kebanyakan adalah perempuan.
“Ada apa?” tanya Zegan melihat Lova tak segera turun dan membantunya membawa peralatan ke kedai mereka. Ia justru melihat istrinya itu seperti nyaris menganga melihat banyaknya orang yang telah menunggu di depan kedai.
“Lihat lah mereka. Mereka sangat ingin membeli minumanmu,” ucap Lova sambil menekuk wajah dan bernada ketus.
“Bukankah itu bagus? Mereka menyukainya dan bisa jadi pelanggan setia,” sahut Zegan seraya mengarah pandangan pada kedainya yang berada di seberang jalan. Ia kemudian melirik Lova dan senyum tipisnya pun tercipta. Sejak kemarin Lova kerap kali uring-uringan setiap kali
