Lova melotot menatap Zegan yang menindih tubuhnya. Ia terkejut, sangat, hingga berpikir ia pasti masih berada di alam mimpi. Plak! Lova menampar pipinya membuat Zegan mengerutkan alis. ‘Apa yang dia lakukan?’ pikir Zegan. “Awhs ….” Lova mendesis merasakan panas di pipinya. Itu berarti ia tidak mimpi sekarang, Zegan benar-benar berada di depan matanya, di atas tubuhnya. “Kau! Apa yang kau lakukan di sini?!” sentak Lova dengan mata masih melotot. Ia merasakan alarm bahaya karena posisinya dan Zegan sekarang. “Siapa yang mengemis untuk diselamatkan?” Lova tertohok mendengarnya hingga ulu hatinya terasa ngilu. Tadi pagi ia memang mengemis tapi tak berpikir Zegan akan datang mengingat pria itu seperti tak peduli. “Ja- jangan bercanda. Bukannya kau tak peduli padaku?” tanya Lova yan