POV Dinda "A-ada apa, Mas?" kataku dengan tergagap saat tiba-tiba saja dia menangkup wajahku dengan kedua tangannya yang kokoh. Dadaku berdebar keras dan jantungku berdetak sangat kencang sekali saat merasakan embusan napasnya di wajahku. "Ada apa, Mas?" tanyaku lagi, suaraku terdengar bergetar. Mungkin aku terlalu gugup karena begitu dekat dengannya. "Mas tidak ingin kita pisah," katanya, ia kembali memajukan wajahnya ke wajahku. Saat bibirnya sudah hampir menyentuh bibirku, dengan cepat kedua tanganku mendorong dadanya, ia terdorong mundur. Tatapan suamiku terlihat kecewa. Kutekankan pada diriku bahwa aku gak akan tergoda lagi padanya. Cukup sudah beberapa kali aku menjadi bodoh. Aku terlalu bucin, makanya aku terus dibodohi olehnya. "Mas mau bicara sesuatu padaku, atau mau menggodak