POV Angga Aku mengurangi laju kecepatan saat mobil yang kukendarai melewati Simpang Kampus. Berat sekali rasanya akan berpisah dengan Dinda. Dinda sesekali menatapku, sebentar-sebentar ia menatap ke luar jendela mobil yang terbuka, membuat angin malam yang dingin berembus masuk. Sikapnya yang terus mengalihkan pandang dariku sungguh menyakiti hati juga perasaanku. Dia berbeda dari yang dulu. Biasanya, ia akan mengobrol panjang lebar, apa saja dibicarakan saat berada dalam perjalanan begini, Dinda begitu cerewet sampai terkadang, aku menggeleng-gelengkan kepala karena heran ada saja yang dia bicarakan. Dia tidak pernah kehilangan obrolan. Tapi sekarang, Dinda terlihat begitu risau. Apa dia benar-benar sudah tak ingin lagi hidup bersamaku? Apa cintanya padaku sudah hilang? Aku menoleh mena