POV Dinda Yana menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil saat aku menjatuhkan tubuh di ranjang dengan kuat. Aku mendesah jengkel membayangkan kelakuan Andika barusan. "Kenapa, sih, cemberut gitu?" tanya Yana, lagi-lagi memandangku dengan bibir mengulas senyum. "Itu manusia, ngeselin banget, Yan. Pengen rasanya aku, hi-iiih!" Tanganku mengepal kuat di udara. "Tendang dia sekuat yang aku bisa!" Lanjutku dengan gemas. Gemas ingin tendang dia. Yana tertawa kecil. Dia memandangiku dengan sisa senyum di bibirnya. "Tadi aku liat, kamu tendang dia. Emang kenapa, kok, kamu tau-tau tendang dia, Din?" tanyanya tampak penasaran. Aku meraih satu baju lalu menempelkan ke tubuh. "Aku tendang dia karena aku jengkel sama dia, Yan. Ditanya baik-baik eh jawabnya ngeselin banget. Katanya dia gini, kam