"Karena, tidak ada yang betah. Itulah kenapa kontrakan ini kosong. Tiap malam, akan terdengar cekikikan dan tangis kuntilanak di sini. Mungkin saja itu tangisan mahasiswi itu." "Kamu pasti bohong. Sengaja ngerjain aku, kan?!" kataku sambil berkacak pinggang. Bisa-bisanya malam-malam bercerita mistis begini. . "Mau percaya sana, gak pun gak papa. Tunggu saja nanti, Din. Pukul 12 malam, teeeet!" Lalu dia membalikkan badan pergi. Sepeninggalnya aku bergidik sendiri. Aku ragu-ragu masuk ke dalam kontrakan, menuju dapur. Gas sudah dipasang. Syukurlah, besok kalau mau goreng sosis gak perlu nyari gas dulu. Aku masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajah, gosong gigi, setelah itu membaringkan badan yang lelah di ranjang. Aku merentangkan tangan lalu memejamkan mata. Namun, aku tak bisa tidur. Uca