POV Dinda "Ada yang punya kaus kaki?" Yang barusan bicara adalah Pak Rama. Kaus kaki? Kaus kaki buat apa? Kenapa Pak Dosen mencari kaus kaki? "Semua juga pakai kaus kaki, Kak," ucap Andini. Aku terus menelungkup ke meja. "Jika di kampus, panggil Bapak." Suara Pak Rama. "Baiklah, Pak!" Suara Andini terdengar kesal. Mungkin, ia kesal disuruh memanggil Bapak sementara Pak Rama adalah kakak kandungnya. "Kaus kaki buat apa, Pak?" tanya Andini lagi. "Untuk membangunkan yang sedang pingsan." Hah? Maksudnya, dia mau bangunin aku dengan cara ciumin kaus kaki ke hidungku, gitu? Hu-e*k! Membayangkan bau kaus kaki saja sudah membuatku jadi pengen muntah apalagi jika benar-benar diciumkan ke hidungku? Mana ada dosen sepertinya? Enggak benar, ini. "Ada yang mau dengan sukarela melepas kaus ka