“Aku akan menikah!” ucap Saka kepada Shalsabila. Kebetulan, mereka berpapasan di lorong kantor yang sepi. Di sana sungguh hanya ada mereka berdua. Shalsabila yang memegang map biru dan pink di tangan kanannya, refleks menoleh ke kanan kiri. Tidak ada angin apalagi hujan, kenapa pengakuan Saka barusan bak petir di siang bolong? Apa malah dirinya yang salah dengar? “Kamu ngomong apa? Sepertinya aku salah dengar,” ucap Shalsabila memastikan. “Aku mau nikah. Dalam waktu dekat,” ucap Saka masih dengan suara lirih. “Nikah sama siapa? Mendadak banget? Kemarin nangis-nangis katanya enggak bisa tanpa aku, ... lah ini belum ada dua minggu sudah ngabarin mau nikah?” heran Shalsabila, tapi dari raut wajah sang mantan, pria itu terlihat tidak bahagia. “Kami kecelakaan! Anaknya yang punya kontraka