Kubalas tatapan meremehkan Ayu padaku dengan tatapan tajam, seperti ketika dia pertama kali mengaku tengah mengandung darah daging Pram dulu. Lagi-lagi aku tertipu oleh mulut manis seseorang. Kupikir Ayu adalah perempuan baik-baik yang tengah terjerumus hingga terjerat cinta pria beristri. Namun rupanya aku salah, Ayu ibarat nenek sihir yang bisa menjelma menjadi peri. Dia berpura baik padaku selama ini, tapi nyatanya dia justru berhubungan baik dengan Mama Nungki. Sebuah kesimpulan kutarik, jika selama ini memang Ayu dan Mama Nungki memang bekerja sama untuk memisahkanku dengan Pram. Alasannya jelas, karena Mama Nungki sejak dulu memang tidak menyukai latar belakangku. Kuhela napas kembali sebelum membalas sindiran Ayu. “Rumah ini adalah bagian dari harta gono gini, dan aku sangat berhak