Sejak tadi, Pram tersenyum seorang diri, meski wanita di sampingnya belum juga merubah ekspresi masamnya. Pram dan Lintang, berdua saja berada di kebun belakang rumah orang tua Lintang. Duduk di sebuah gazebo beratapkan jerami. Setelah perbincangan singkat mereka di teras, Pram dipersilakan makan lebih dulu oleh Bu Halimah. Lalu setelahnya, Pram dan Lintang diberi waktu berbicara berdua, yang tentu saja diawasi dari jauh oleh keluarga Lintang, terutama Retna. “Bisa tidak kamu berhenti tersenyum, Pram!” ucap Lintang setengah sewot. Wanita itu benar-benar jengah melihat wajah mantan suaminya yang sedari tak henti-hentinya tersenyum. “Tidak bisa, Lin.” Pram menjawab dengan senyuman yang semakin lebar. “Aku lho, nahan kangen sebulan ini sama kamu. Kamu sih aku ajak video call nggak pernah ma