“Mama Lin.” Kiano berjalan ragu-ragu ke arahku yang tengah membantu Yu Nani memasak untuk makan malam. Untuk menu makan malam ini kami membuat menu ala barat. Aku, Satria dan Pram dengan tenderloin steak, lengkap dengan sayuran dan kentang sebagai sumber karbohidrat. Sementara Elok dan Kiano lebih memilih spaghetti carbonara. Kuhentikan kegiatanku yang tengah memotong buncis muda, dan tersenyum pada anak ketigaku ini. Sudah sebulan ini, Kiano akhirnya tinggal bersama kami. Setelah hampir satu minggu lamanya aku membujuk Pram. Menekuk lutut aku menyamai tinggi Kiano, “Ada apa, Sayang?” “Kiano mau makan jajan, Ma,” pinta bocah kecil ini. “Kiano lapar ya? Mau makan apa? Di kulkas ada buah, pudding, siomay dan sosis. Kiano mau apa?” tanyaku penuh antusias. Bocah ini memang doyan sekali ma