Bab 48

1214 Kata

“Selamat datang di Lintang Florist.” Aku berseru di balik meja kasir, begitu pintu utama toko bungaku didorong seseorang dari arah luar. Seorang wanita paruh baya yang merupakan pelanggan pertama sejak Lintang Florist didirikan memasuki toko, tersenyum padaku. “Nak Lintang, seperti biasa ya,” ucapnya begitu tiba di depan meja kasir. Aku mengangguk dengan senyum lebar. “Ditunggu ya, Bu. Silakan duduk dulu,” kataku mempersilakan. Wanita paruh baya itu duduk di kursi tunggu yang disediakan. Dan aku segera bergegas menuju showcase penyimpanan bunga. Mengambil bunga lili putih pesanan ibu ini. Seperti ini lah kegiatanku selama dua bulan ini, aku mendirikan toko bunga—Lintang Florist dengan modal yang kupinjam dari Teh Retna. Awal mula aku mendirikan toko bunga ini yakni dua setengah bulan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN