Kien menghentikan suapan nya. Mengunyah pelan bubur yang masih ada di dalam mulutnya. Menghela nafas perlahan sebelum diambil nya air putih yang sudah ada di atas meja. Meneguknya hingga setengah gelas yang tersisa. " darimana sayang tau." tanya Kien lirih. Sebenarnya bukan Kien tak ingin memberitahu Uli. Tapi memang Kien masih mencari saat yang tepat untuk membicarakan semuanya pada istri nya itu. " jadi benar yang abang resign itu." Kien mengangguk membenarkan. " bagaimana sayang bisa tau. " " di kantor itu gosip mengenai resign nya abang sudah menyebar." Kien terhenyak. Secepat itukah berita itu menyebar. Padahal belum ada satu minggu dirinya mengajukan surat resign itu. " masak sih. " tanyanya tak percaya. Dan kembali menyuap satu sendok bubur kedalam mulutnya. " idih dibilan