Eps. 75 Ular Berbisa

1330 Kata

Di teras rumah, Wina berdiri dengan wajah gusar. Nafasnya sedikit memburu, tangannya masih menekan da-da menahan degup yang tak terkendali setelah melihat Haris begitu murka pada Mila. Suaranya sempat meninggi, tapi demi membela anaknya, ia tak bisa menahan diri. “Mas, jangan terlalu keras pada Mila. Dia bukan lagi anak kecil yang bisa dimarahi seperti itu, apalagi dengan tangan. Dia punya otak, dia bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar,” ucap Wina, nadanya penuh getar, separuh memohon, separuh menegur. Haris berdiri di depannya, rahangnya masih menegang, wajahnya merah karena amarah yang belum reda. “Wina, aku tahu kamu sangat menyayangi Mila. Tapi kali ini jangan protes bila aku marah padanya. Itu semua demi kebaikannya.” Suaranya berat, serak, penuh tekanan. Ia melangka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN