Eps. 90 Melihat Mila

1320 Kata

Da-da Haris masih terasa sesak setiap kali bayangan wajah Sanvi dan ucapannya muncul kembali di benaknya. Rasa bersalah yang samar itu coba ia singkirkan, namun semakin ditekan justru semakin kuat. Dengan berat hati, ia alihkan pikirannya pada pekerjaan. Di hadapannya, tumpukan berkas setinggi hampir setengah lengan masih belum ia sentuh. Ia menghela napas panjang, lalu mulai menarik satu berkas dan membukanya. Pandangannya menyapu angka-angka, laporan, serta proposal yang harus diputuskan. Tapi jujur saja, semua terasa monoton. Dunia yang penuh dengan tanda tangan, rapat, dan strategi bisnis itu semakin hari semakin menjemukan. “Tiap hari begini terus… kapan aku bisa liburan? Menikmati waktuku sendiri, tanpa ada yang menuntut?” gumam Haris sambil menutup sebentar matanya. Punggungnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN