Eps. 38 Malam Pertama

1401 Kata

Mila sempat terdiam, hatinya berdebar kencang mendengar kata-kata ibunya yang begitu tajam, begitu penuh intrik. Wina menatapnya dengan mata menyipit, sorot matanya bagaikan bara api yang membakar pelan-pelan. Senyumnya melebar, namun bukan senyum keibuan yang hangat, melainkan senyum bengis yang penuh dengan kelicikan. Dari bibirnya keluar tawa rendah, semakin lama semakin meninggi, sampai akhirnya terdengar seperti tawa seorang setan yang baru saja merencanakan kejahatan besar. Mila spontan merinding, bulu kuduknya berdiri, tetapi dalam diam, ada secercah rasa senang—rencana ibunya bisa saja membuat dirinya jadi satu-satunya pewaris sah semua harta keluarga. Namun, tawa Wina ternyata terlalu mencolok. Haris yang sedari tadi duduk di kursi tamu, ikut menikmati pesta dengan wajah datar,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN