Satu hari sebelum pernikahan, Arshan duduk sendirian di kamar. Lampu meja yang redup membuat suasana terasa syahdu sekaligus berat. Di hadapannya tergeletak sebuah album foto keluarga yang sudah usang, sampulnya berwarna cokelat tua dengan tepi yang mulai terkelupas. Sudut-sudutnya menguning, menandakan betapa lamanya album itu tersimpan. Jari-jarinya pelan membuka halaman demi halaman, dan aroma kertas tua yang khas menyeruak. Di dalamnya, tersusun rapi foto-foto kenangan yang pernah begitu hangat. Ada gambar dirinya kecil dengan senyum lebar di pangkuan sang ibu, ada ayahnya yang gagah berdiri tegak dengan seragam dinas, ada ibunya yang anggun, serta sosok adiknya—masih begitu muda, polos, dan ceria. Arshan tertegun saat matanya tertuju pada foto itu, adiknya mengenakan baju basket sede