Arshan terlihat sibuk menata koper di sudut kamar. Tangannya cekatan melipat pakaian, menyusunnya agar tidak kusut, lalu menaruhnya satu per satu dengan rapi. Sesekali ia berhenti, menatap sebentar, memastikan barang-barang penting tidak ada yang tertinggal. Wajahnya serius, namun tetap tenang. Di sisi lain, Sanvi tidak banyak ikut campur. Ia hanya berjalan pelan di sekitar kamar, merapikan bantal di ranjang, menyapu debu tipis di meja rias, dan melipat selimut yang sempat terlepas. Sesekali matanya melirik ke arah Arshan, memperhatikan kesungguhannya. Ada rasa hangat yang menyusup, meski ia mencoba menutupinya dengan sibuk pada pekerjaannya sendiri. Suasana kamar terasa tenang, hanya terdengar suara gesekan resleting koper dan kain yang dilipat. Sanvi akhirnya menarik napas dalam-dalam,