7. Honeymoon

1050 Kata
Author's POV Bagas melingkarkan tangannya di pinggang istrinya hingga membuat Derra terkesiap. Derra yang tengah menikmati pemandangan di luar jendela kamar hotel membalikkan badannya. Jari-jarinya yang lembut menelusuri kancing kemeja Bagas dan memainkannya. Bagas menaikkan alisnya. "Buka saja Der, nggak apa-apa kok." Derra tersenyum. Senyum sedikit menggoda yang membuat Bagas semakin gemas melihatnya. "Masih sore mas. Nanti aja." Bagas mengusap pipi Derra lalu menelusurinya dengan jari-jarinya dan berhenti di bibirnya. Bagas mendekatkan bibirnya hingga menyentuh ujung bibir Derra dan menciumnya lembut. Lumatan bibir Derra terasa semakin menuntut, membuat Bagas semakin b*******h untuk memberi ciuman yang lebih dalam dan panas. Tangan Bagas mulai menjelajah menyentuh setiap jengkal tubuh istrinya. "Yakin nih mau nunggu sampai lebih malam? Udah Isya kan? Udah bebas." Seringai nakal Bagas membuat Derra tersenyum dan tak bisa lagi menahan gairahnya. Derra tersentak saat Bagas membopong tubuhnya dan menurunkannya di ranjang dengan begitu lembut. Napas Derra terengah-engah menatap wajah Bagas dari jarak yang begitu dekat. Alisnya yang simetris dan seringkali membuat para wanita iri menarik perhatian Derra untuk menelisiknya lebih detail. Bagi sebagian perempuan melukis alis sedemikian rupa menjadi rutinitas penting setiap kali berdandan dan Bagas memiliki bentuk alis yang begitu sempurna. Matanya yang selalu setajam elang dan seolah menenggelamkan setiap kali Derra menatap binar matanya lebih dalam. Bibirnya yang tak pernah membuat Derra bosan untuk mengecapnya, terasa begitu manis dan segar seperti mint. Derra mengusap pipi Bagas dengan lengkungan senyum yang merekah. Bagas mendaratkan kembali kecupan di bibir Derra menurun menjelajahi leher jenjang Derra hingga membuat Derra mendesah pelan. Foreplay yang sedemikian panas memercikkan atmosfer yang begitu romantis dan menenggelamkan keduanya dalam keintiman yang begitu hangat di masa-masa honeymoon mereka selama empat hari di Baturaden. Mereka memutuskan melalui honeymoon yang indah di hotel. Sebelumnya mereka sempat menginap di rumah orangtua Bagas. Dinginnya udara Baturaden yang masih fresh membuat malam-malam romantis semakin menghangat dan begitu berkesan. Liburan yang hanya empat hari itu terasa sangat menyenangkan dan mampu meredam kepenatan selama mereka bergulat dengan kesibukan di ibukota. Rasa-rasanya Derra ingin kembali traveling keliling Indonesia dan mengunjungi tempat-tempat yang tersembunyi keindahannya dan seakan dengung namanya terbenam oleh kepopuleran tempat wisata lain. Di mata Derra, Baturaden ini sangat potensial menjadi destinasi wisata meski pamornya masih kalah jauh dari tempat-tempat wisata lain yang lebih punya nama dan terkenal. Derra menyukai keindahan alam Baturaden, apalagi di lokasi wisatanya banyak air terjun. Air terjun yang terkenal di sana ada pancuran tiga dan pancuran tujuh. Airnya terasa hangat dan cocok untuk relaksasi. Panorama didominasi nuansa hijau, ada jembatan yang melintang di atas sungai dan banyak wahana yang disediakan untuk memanjakan pengunjung, mulai dari waterpark sampai flying fox. Banyak souvenir dan kuliner khas Banyumas yang dijajakan di sana. Derra dan Bagas memilih membeli mendoan dan sate kelinci. Selama di objek wisata Baturaden, Bagas harus bersabar menunggui Derra melayani permintaan pengunjung lain yang meminta foto bersamanya. Terlihat wajah-wajah antusias dari para pengunjung mengetahui artis papan atas mengunjungi lokawisata daerah yang jauh dari ibukota. Kedua sejoli itu sempat mengunjungi wisata Small World atau miniatur dunia yang lokasinya dekat dengan wisata Baturaden. Di sini banyak dibangun miniatur bangunan dunia seperti menara pizza, colloseum, big bang, menara Petronas, patung Merlion Singapura, menara eiffel, bahkan miniatur kincir angin yang dikelilingi bunga tulip juga ada. Derra memanfaatkan spot bunga pohon-pohon sakura dan autumn leaves untuk berfoto sekaligus menyewa kimono dan hanbook. Bunga-bunga ini bukan bunga asli tapi terlihat seperti real. Tempat wisata terakhir yang dikunjungi Bagas dan Derra adalah Kebun Raya Baturaden. Di sini banyak sekali tumbuh tanaman lokal maupun import yang tak hanya menampilkan keindahan alam tapi juga memberikan informasi edukatif mengenai flora. Pengunjung dapat mengenal lebih dekat nama-nama tanaman yang mungkin kurang familiar seperti tanaman Liana, Medical Garden, Tumbuhan Paku, banyak juga bunga lokal maupun import yang menghampar. Ada beberapa fasilitas penunjang seperti Rumah Kaca, Rumah Kompos, Rumah Anggrek, Rumah Pohon, Gazebo, Wahana Permainan dan masih banyak lagi. Setelah puas berwisata berdua, Derra dan Bagas juga tak lupa mengajak ayah dan Ibu Bagas beserta Asti, adik Bagas yang masih duduk di bangku SMA untuk berwisata bersama menjelajahi keindahan alam Baturaden. Beberapa kerabat Bagas juga diajak. ****** Derra menggeliat dari posisinya dan membuka mata. Sudah hampir subuh sementara Bagas masih terlelap dengan selimut yang membungkus tubuhnya sampai ke d**a. Jika siangnya udara terasa sejuk, malamnya udara terasa begitu dingin. Derra mengamati detail wajah Bagas yang begitu sejuk dipandang setiap kali terlelap. Garis-garis kelelahan karena pergulatan panas semalam masih terlihat jelas di wajahnya. Derra tak ingat berapa lama waktu yang dihabiskan untuk menghabiskan malam romantis mereka namun sepertinya Bagas begitu kelelahan hingga ia tidur begitu nyenyak dan belum terbangun hingga kini. "Sayang.. Bangun, sudah mau subuh. Mandi dulu." Bisikan lembut Derra membuat telinga Bagas meremang dan ia pun membuka mata perlahan. Bagas tersenyum mendapati wajah Derra yang begitu cantik alami terpampang di depan mata. Kata orang kecantikan alami seorang perempuan akan terlihat saat ia bangun dari tidurnya. Dan Derra selalu terlihat cantik di matanya kendati saat ini tatanan rambutnya begitu berantakan. "Gimana tidurnya sayang? Nyenyak?" Bagas mengelus pipi Derra dan mengulum senyum yang begitu lembut. "Alhamdulillah nyenyak mas. Udaranya bikin lelap tidur. Oya mas hari ini kita mesti siap-siap balik ke Jakarta. Mimi bilang jadwal kerja sudah menanti. Ada beberapa produk yang mau mengontrakku untuk menjadi brand ambassador mas." Bagas mengangguk, "ya sayang. Masa cuti mas juga udah selesai. Padahal mas masih pingin bulan madu. Enak ya kalau kayak gini terus. Berdua terus, nggak usah mikirin kerjaan." Derra tertawa, "bulan madu terus ntar malah bosen mas. Insya Allah kalau ada libur, kita bisa liburan lagi." "Iya. Oya ntar kita mampir rumah bapak ibu dulu ya. Mas juga mau ketemu ama temen lama mas. Mas kemarin pesen tanaman, bagus buat dijadiin bonsai Der. Kemarin aku baca di grup, banyak yang lagi nyari bonsai tanaman langka." "Iya mas. Sekalian kita pamitan. Ya udah sana cepetan mandi, gantian ya." Bagas tersenyum dan mendekatkan wajahnya pada Derra, "kenapa harus gantian? Mandi bareng kan bisa?" Semburat merah menyapu pipi Derra, "kalau mandi bareng ntar jadi lama." Bagas tertawa pendek, "emang kenapa lama?" Derra tak menjawab. Wajah nya tersipu. Tanpa Derra siap, Bagas langsung membopong tubuh Derra dan membuat Derra kaget bukan kepalang. "Mas turunin..." Bagas melangkah menuju kamar mandi masih sambil menggendong istrinya. "Sszzttt... Pokoknya kita mandi bareng, nggak ada tapi-tapian." Benar saja acara mandi mereka menjadi lebih lama. Mereka mengulang kembali percintaan panas semalam di bathub. ******
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN