Rumah Martenez terasa lebih sunyi dari biasanya. Setelah drama panjang yang hampir merenggut nyawa Roy dan hampir merobek reputasi keluarga Martenez, keheningan itu bagaikan selimut tipis yang menutupi bara panas di bawahnya. Ferdi berdiri di depan jendela besar ruang kerjanya. Jasnya sudah rapi, tetapi ekspresinya keras, penuh kalkulasi. Jemarinya mengetuk-ngetuk bingkai jendela, irama pendek yang menandakan pikirannya sedang berputar cepat. Di meja panjang di belakangnya, berbagai berkas berlogo firma hukum Martinez Legal Defense sudah menumpuk. Di sana tampak Herdi, adik bungsu Ferdi, tengah membaca ulang laporan-laporan terbaru dengan kening berlipat. Di sisi lain meja, Andini duduk memeriksa dokumen pengalihan saham, pena di tangannya bergerak anggun nan tegas. Kehamilannya sudah mu

