Rumah Ferdi sunyi. Pelayan sudah disuruh pulang lebih awal, hanya satu penjaga yang bertugas di luar, menjaga pintu gerbang. Di dalam kamar tamu utama lantai dua, cahaya temaram menyelimuti seisi ruangan. Lilin aromaterapi menyala, dan bunga lili putih di vas kristal tampak seperti berdiri sempurna—tanpa tahu mereka hanya dekorasi dari cerita yang jauh dari sempurna. Roy duduk di tepi ranjang. Jasnya telah dilepas, dasi tergantung sembarangan di lengan kursi. Ia menunggu. Melati keluar dari kamar mandi. Gaun malam satin warna gading membalut tubuhnya, rambutnya sudah digerai, wajahnya tanpa makeup. Tapi langkahnya tetap hati-hati—seolah setiap gerakan disadari akan dilihat, ditafsirkan, dan mungkin... digunakan. "Sudah malam,” katanya ringan. Roy tidak menjawab. Ia hanya menatap. “K

