Bab 16 Masa lalu

1047 Kata

Pagi di rumah Martenez terasa berbeda. Tidak ada bunyi sepatu hak tergesa. Tidak ada suara pelayan berjalan tergesa. Hanya ada ketenangan tanpa gosip buruk. Di balkon kamar utama, Andini duduk mengenakan jubah satin abu pucat. Rambutnya digelung setengah, membiarkan leher jenjangnya terkena sinar matahari lembut. Ia sedang membaca novel romansa cinta berjudul Mantanku, Ibu tiriku. Karya Ina Zakaria, yang menurutnya relate dengan keadaannya saat ini. Ferdi muncul dari dalam, mengenakan kaus dan celana panjang kasual, kopi di tangan, dan mata yang baru bangun. Tanpa dasi atau setelan jas. Meski begitu, ketampanannya saat masih muda belum terkikis. Dia masih tampan meski sudah kepala lima. “Selamat pagi," sapanya. Andini mengangguk, tidak menoleh. “Pagi juga, Cintaku.” Ferdi duduk di ku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN