Matahari menyelinap masuk lewat tirai tipis kamar utama. Andini terbangun lebih dulu, duduk di tepi ranjang, mengenakan robe sutra sambil membuka laptop. Namun, ada yang berbeda. Kotak masuknya penuh banget. Notifikasi dari mana-mana: media, kolega, wartawan. Tapi satu yang bikin Andini langsung duduk tegak—email dari Nabila. Subjeknya merah. “Bu, tolong lihat ini secepatnya.” Andini klik tanpa pikir panjang. Sebuah artikel baru saja tayang—headline-nya besar: “Jejak Lama Ferdi Martenez: Dana Klinis & Skandal Tahun 2007 Kembali Muncul.” Matanya menyipit. Ia membaca cepat, mencoba memahami sebelum panik. Semakin banyak kalimat yang ia telaah, semakin jelas bahwa ini bukan rumor. Ini bom waktu. Ferdi keluar dari kamar mandi di waktu yang tepat, dengan handuk melingkar di leher. Saat mel

