Langit malam menggantung berat, seperti menahan sesuatu yang enggan pecah. Melati berdiri di ambang pintu ruang kerja Surya. Tangannya menggenggam ponsel yang dari tadi tak dijawab. Napasnya tersendat. Melati sudah mencari Vano, ke rumah sakit, ke kafe yang biasa mereka kunjungi, bahkan ke apartemennya. Namun, apartemen Vano terlihat seperti tidak dihuni selama beberapa hari. Bahkan, bekas mie instan dan ampas kopi, sudah berbau busuk dan menyengat. Oleh karena itulah, dia tahu kalau Vano sama sekali tidak kembali. Dia hilang. Melati sudah mencoba meminta bantuan dengan menelpon Surya, ayahnya. Namun, sama seperti sekarang, Surya seperti sengaja mengabaikan panggilan darinya. Melati bertanya pada pelayan tentang keberadaan Surya dan mengatakan kalau sahabat lama Ferdi itu sudah berada d

