Seandainya Benar

1911 Kata

Kaisar menatap ngeri saat Kristal membantunya merebah di kasur. Tatapan matanya yang tajam dan sinis membuat Kaisar takut. Sumpah demi Tuhan, Kaisar hanya tunduk pada dua wanita saja di dunia ini, mendiang ibunya dan Kristal. "Jangan marah Kris, aku sedang sakit." Pria itu mengoceh, padahal sejak tadi Kristal diam tak mengatakan apa pun. Kristal mengambil sebotol minyak kayu putih, menaikkan kaos yang membalut d**a suaminya dan mulai membalurkan cairan itu di sana. Memijit pelan sambil memberikan tekanan di beberapa titik. Tak hanya punggung, perut dan d**a pria itu saja, Kristal juga memijat kepala suaminya. "Pusing sekali Kris, minum obat saja," rengekan pria itu kembali terdengar, padahal sehabis muntah tadi Kristal menyuapinya bubur dan memberikan obat pereda nyeri. "Kau pikir ob

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN