“Ya sudah. Sekarang kemasi barang – barang kamu.” Sasmita tentu menggeleng, dia sungguh takut jika Pras meninggalkannya lagi. “Kamu juga harus berpamitan dengan orangtuamu, Sasmita.” “Mas juga harus turun.” Tanpa pikir panjang; dengan Ello dalam gendongan, Pras beranjak turun dari mobil. Walau awalnya ragu – ragu, Sasmita pun berbalik. Namun, sesekali ia menoleh ke belakang dan memastikan Pras masih mengekorinya. Tiba – tiba saja, Bima menghadang langkah kaki Sasmita, lalu berkata, “Mengapa kamu terus mengejarnya? Bukankah kamu tidak mencintainya? Untuk apa memaksakan diri hidup dengannya, jika pada akhirnya kamu tidak bahagia?” “Oh ayolah, Sas. Hanya aku yang bisa membahagiakanmu. Buktinya kamu dulu memilih pergi bersamaku, bahkan kamu sangat menikmati tidur denga—“ Belum sempat Bim