24. Stand Still

1229 Kata

Panik menyerang Anindira. Ia tidak menduga Kenan akan menemuinya dan juga Raihan. Pria itu sudah tidak waras dengan datang ke rumahnya dan menantang bahaya. Cari penyakit saja, batin Anindira. Anindira meletakkan gagang telepon di atas nakas masih dalam keadaan tersambung dengan panggilan Kenan. Ia berlari kecil menuju ruang tamu dan mengintip dari balik tirai berenda yang sedikit transparan. Pandangannya tertuju pada sebuah mobil berwarna silver yang berhenti dengan mesin masih menyala tepat di depan gerbang pagar rumahnya. Sesaat kemudian Anindira kembali ke ruang makan. Ia mengangkat kembali gagang telepon yang masih tergeletak di atas nakas. “Kenan, kau jangan gila. Raihan sedang berada di kantornya. Aku tidak bisa menerimamu.” “Aku hanya ingin bicara,” desak Kenan dari ujung telep

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN