Raihan bergerak naik turun di atas tubuh Anindira. Anindira sesekali mengerang merasakan nikmat yang diberikan Raihan. Ia menjaga dirinya agar tetap sadar dan tak terlena dengan sentuhan-sentuhan yang diberikan Raihan pagi itu. Ia tak mau mengulang kesalahan yang sama yang akan kembali melukai perasaan suaminya.
Anindira menarik selimut lalu melilitkan ke tubuh telanjangnya. Ia bergeser dan duduk di tepi ranjang. Sedih di hatinya masih tak berkurang. Sikap Raihan membuatnya semakin ragu tapi ia tidak punya pilihan. Berbeda dengan Raihan, pria itu kini bisa melihat usaha keras Anindira. Ia memeluk Anindira dari belakang lalu membelai pipi Anindira dan menciuminya. "Aku mencintaimu, Nindi. Buat aku percaya bahwa kau tidak lagi memikirkan dia. Aku membutuhkanmu."
“Aku berusaha—“
“Aku tah
