43. Convince You

1892 Kata

Cahaya putih berpendar mewarnai alam dan merubah gelap menjadi terang perlahan-lahan. Sinar matahari dari ufuk timur menyelinap ke celah jendela. Anindira masih merebahkan kepalanya di pundak Kenan, tertidur dalam dekapan pria itu di sofa panjang di samping ranjang Gavin. Ia bukan sengaja membiarkan Kenan terjaga semalaman untuk menjaga Gavin. Ia hanya terlalu lelah hingga tak kuasa menahan kantuk.   Kenan merasakan napas teratur Anindira menerpa kulit lehernya. Ia tersenyum gembira meskipun harus menahan pegal di pundak dan di matanya. Sumpah demi apapun ia tidak akan pernah melepaskan Anindira lagi. Ia bersumpah dalam hati. Di atas ranjang sana, ia melihat kedamaian di wajah Gavin yang terlihat semakin tirus dan pucat. Ia senang melihat Gavin tertidur pulas seperti ibunya. Pria itu teru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN